pengalaman adalah guru terbaik: share story to be advisor
Berbagi
cerita menjadi panitia pkdua maba FIB UB ;)
Sebenarnya,
jauh di dalam lubuk hati saya pada jaman dahulu kala, sempat terbesit untuk
menjadi salah satu bagian seperti kakak-kakak panitia yang pernah saya nilai
dan perhatikan ketika saya masih ospek sethu yang lalu. Saya pikir akan sangat mengesankan dan
“keren” sekali jikalau saya dapat melalui pengalaman sebagai panitia tersebut.
Ketika saya
berada di jaman ospek dahulu, saya juga sempat mendapat reward berupa
pembebasan tugas, dan kesempatan “langka” namun juga keterpaksaan karena tugas
essay saya kala itu “dianggap” mampu hingga saya mewaili dari kelompok saya
untuk presentasi tentang essay yang ditulis. Kelompok Meksiko, dan potensi
Negara yang dimiliki. Kurang lebih kejadian ini yang sedikitnya memotivasi saya
untuk bergabung dalam sebuah kepanitiaan PK2MABA.
Awalnya saya
hanya iseng, sekedar mencoba, tidak berharap akan benar-benar masuk hingga berspekulasi ketika megikuti open recruitmen
panitia PK2MABA Fakultas Ilmu Budaya, tahun 2012. Mendaftarnya pun terhitung di
hari terakhir dan juga hasil dorongan salah seorang teman saya, sebagai hasil dari diskusi mengenai
kepanitiaan untuk meneruskan “sekedar mencoba” itu tadi....
Saya kirim
email open recruitmentnya dan seminggu kemudian diadakan screening berupa
wawancara. Esensi dari wawancara ini, berpangkal pada jika saya terpilih
menjadi salah seorang panitia dari divisi yang saya pilih, trus kenapa para selector
ini harus menerima saya di dalam kepanitiaan ini? Begitulah kurang lebih.
Pengumuman para
pendaftar yang lolos pun diumummkan melaui blog dan mading. Hanya saya seorang
yang lolos dan diterima dalam kepanitian PK2MABA FIB dari prodi Antropologi.
Sangat tidak diduga kalau saya bisa diterima di dalam divisi Advisor, pilihan pertama
yang saya pilih dalam kepanitiaan pertama di dunia kampus ini. Ketika itu ada
perasaan senang, lega, dan ya…sebuah tanggung jawab besar akan segera saya
hadapi.
30 juni
adalah kumpul perdana di fakultas ilmu budaya yang diadakan pada jam 5 pagi. Inilah pertama kalinya
setelah acara seleksi, semua pendaftar yang lolos mendapat “rapat besar” dan
perkenlan perdana seputar kepanitiaan. Saya ingat waktu itu yang memberi kata-kata
pembuka adalah Kak Hanno sebagai “advisor nya panitia ”. saya ingat dia
mengatakan kalau jadi panitia pk2 itu tidak enak, jadi panitia pk2 itu bukan
asal bisa masuk, bangga dan bisa eksis.
selama 3
kali rapat besar, 3 kali simulasi, dan 3 kali latihan advisor.
Setelah kumpul
perdana itu, saya mengetahui siapa partner saya ketika menghandle sebuah
kelompok di pk2 nanti. Kakak partner saya adalah Kak Yudha. Kakak yang satu ini
sebenarnya tidak terlalu asing bagi saya, yaiyalah secara kita satu fakultas
jadi kayak pernah liat, dan saya memang pernah liat pas di seminar kebudayaan
yang dulu pernah saya ikuti..hahaha :D
Kemudian saya
tahu siapa CO divisi advisor, kak Oxa. Lalu saya juga mendapat kelompok 20 dan
bernanung di zona 4, dan CO nya adalah kak Rara, ya kakak CO zona ini yang
sangat rajin menjarkom segala info tentang kepanitiaan pada saya. Jika kakak CO
advisor menjadi ketua yang mengatur arahnya tugas advisor, dan para kakak CO
zona lah akan meneruskan dan juga membantu kepada para advisor yang terdiri dari
70 orang ini. Selama 3 kali latihan
advisor itu, terbagi atas latihan perkenalan di depan “maba”. Kalau latihan
seperti ini para panitia harus berakting jadi advisor atau maba-maba an. Latihan
kedua berupa latihan “masalah maba” yaitu berupa kasus maba. Ya kasus yang
biasanya terjadi di ospek, khas maba lah, tentang peraturan, pelanggaran, atau maba
yang memang selalu ingin tahu. Rapat besar diisi dengan pertemuan seluruh
jajaran divisi dari timlap advisor, PDD, konsumsi,medical,administrasi, dan
tentu saja di pimpin oleh sang ketua pelaksana, kak Dhoho yang ya, hatinya
paling besar. Dia selalu di sela-sela pidatonya, amarah dan arahanya untuk
kami, para panitia, selalu ~ya, hatinya di besarkan~. Dari kata-kata mas kapel
mas Co dan panitia lain,,,,ya sungguh banyak pelajaran yang saya dapat. Saya setidaknya
tahu kondisi orang atas dan orang-orang mahasiswa. Birokrasi mungkin ya, bahasa
kerennya.
Simulasi juga
diadakan selama tiga kali, kegiatan ini pada dasarnya adalah serangkaian “gladi
bersih”. Timlap menjadi “pemain utama” disini. Kami para advisor berperan
sebagai maba dan mereka yang memobilisasi kami, hingga mengeksekusi kami. Semua
dilakukan harus sama persis seperti nanti pada hari H.
Serangkaian acara
pelatihan, simulasi dan rabes ini mengambil jatah liburan dan santai santai
yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Dari puasa, lebaran, hingga masuk kuiah. Jika
teman-teman lainnya sudah pada pulang kampung, atau pada belum balik untuk masuk kuliah dan
segala siklus mahasiswa tersebut. Saya sudah dengansetia berada di kamus,
mengikuti serangkaian ritual untuk mempersiapkan acara besar itu. Tidak masalah
bagi saya bolak-balik ke kampus karena saya anakkk maaalang ;) haha. Justru boring
kalau gak ada kegiatan, ada manfaatnya juga rupanya. Tapi ya seperti itu, harus
pandai membagi waktu.
Tanggal 27
agustus. Saya dan kak yuda kumpul perdana dengan maba kami, maba kelompok
GORONTALO. Saya sudah menulis note apa yang harus saya bicarakan kepada maba. Saya
belajar berbicara di depan maba. Pandangan pertama saya terhadap mereka sempat,
tidak asik, dan individu, bakalan banyak pelanggaran.
31-1
agustus. Hari H. PK2MABA 2012. Hari pertama ordik dan hari kedua ormawa.
Ordik: sangat
mengesankan sekali ORDIK ini….ya karena apa lagi setelah latihan , rabes,
simulasi. Ini adalah hari yang ditunggu dan dipersiapkan berbulan-bulan.
Pada ORDIK, Saya
bertemu dengan adik-adik saya, maba antropologi 2012. Semua rasa bercampur jadi
satu. Rasanya seperti nostalgia ketika
saya masih ospek dahulu. Acara dihelat di greengrass FIB. Upacara pembukaan
dibuka langsung oleh bu Dekan, bersama jajarannya. Special tahun ini adalah
adanya para mahasiswa difabel yang bisa berkuliah di FIB.
Pada hari H.
akan ada banyak sekali hal yang mebuat tidak fokus, tidak mendengar instruksi
atau miskomunikasi. Ada banyak hal yang berbeda dari simulasi. Tapi alhamdulilah,
saya merasa lancar menjalankan tugas saya pada ordik ini.
Saya melihat
wajah-wajah calon antropolog, melihat dosen-dosen saya yang pastinya juga tak
kalah semangatnya dengan maba. Mereka para maba antro 2012 terlihat
sangaaaaaaaaat ingin tahu kuliah itu apa, dan apalagi kuliah di antropologi brawijaya
yang masihhh unyu-unyu ini. saya juga sempat berbicara di depan mereka, duduk
disamping mereka, turut mendengarkan materi yang disampaikan, membangunkan
mereka kalau sudah boring, bolak-balik naik turun tangga mengantar maba ke
kamar mandi, koordinasi dengan kak iqbal
tentang pemateri atau absen, menjawab beberapa pertanyaan yang mereka lontarkan
seputar kehidupan kampus,, ya sangat khas maba sekali ;).
Rasanya seperti
de javu atau nostalgia ya? :’). Setahun yang
lalu saya masih duduk-duduk mendengarkan materi sebagai maba. Kini saya sudah
punya adik tingkat, dan saya jadi panitianya. Perasaan mereka sama seperti
perasaanku yang ingin tahu “antropologi itu apa” pada waktu itu.
ORMAWA.
Hari kedua ospek.
Berjalan cukup baik dan dihelat di gedung baru lantai 1 FIB. Rasanyaa giman
gitu ya. Nostalgia juga lho. Maba 2012 ini sangat pas datang ke FIB, dari segi
gedung, mereka bisa tertampung dan menempati gedung baru. Padahal jaman saya
masih ospek satu tahun yang lalu gedung lantai satu itu adalah tempat wudu
kami, ketika itu kondisinya masih berupa
tanah dan bangunan yang belum jadi. Unbelievable.
Rasanya jadi
panitia itu ya memang harus sabar. Apalagi advisor. Jika materi sedang
berjalan, saya yang akan bolak balik mengantar, membangunka mereka kalau tidur,
ramai atau tidak memperhatikan, menjawab pertanyaan mereka, dan akan ikut boring juga dalam materi. Seperti
ikut ospek juga :D…sabar mendengarkan materi dan bisa menambah pengetahuan juga
sebenarnya.
PK2 MABA FIB
hanya berjalan 2 hari, dengan segala dinamikanya itu sangat menempa hati dan pikiran
saya. Menempa dalam arti membuat saya banyak tahu dan mengerti dan banyak
belajar juga. Semoga pengalaman ini tidak akan saya lupa, dan akan menjadi
pedoman saya nantinya ketika saya menjadi bagian kepanitiaan lainnya. Terutama
hal pertama adalah dalam segi “tampil” dan “percaya diri”, saya bisa
menempatkan diri, berfikir fokus, dan menempatkan diri.
STUDENT DAY
15 september
Rangkaian
terakhir dari acara PK2 MABA FIB. Sangaaaaat mengesankan dan menggembirakan. Sukses
untuk para kakak-kakak semua…kalian adalah pelajaran baru bagi aku…semoga aku
bisa membaginya kepada teman dan adik-adikku kelak :’).
Acara
saaangaaat meriah dengan kekompakan meneriakkan yel-yel, melihat performance
Gorontalo, padahal saya sempat tidak bisa datang liat mereka latihan sampai jam
10 malam :’)
Dan yang
paling mengena “Sulawesi di hati”…go….go….gorontalo paling sensasional!!!
Saya mendapat
pelajaran berharga dari menjadi advisor ini…
Ketika pertama
kali saya latihan advisor, saya cuma ingat ^advisor adalah pendidik?^…ya
sungguh saya menikmati menjadi advisor. Saya serasa punya “anak buah”. Kemarin malam
setelah studentday berakhir, mereka mengutarakan bahwasannya kakak advisornya
ini (saya dan kak yuda) adalah kakak yang baik….perhatian…dan intinya mereka,
maba yang cewek-cewek sampai pelukan dengan saya, mengatakan bahwa mereka
saaangat senang dengan kebersamaan selama ini. Mereka bilang sangat terbantu
dengan jarkoman saya yang “ceklist atribut” dan segala yang sudah saya berikan
bersama kak yuda sebagai advisor…terharu saya…padahal saya baru pertama kali
jadi advisor…tapi umpan balik dari maba asuhanku sudah cukup membuat ku lega. Mereka
sangat berpartisipasi, penurut, dari segi pelanggaran pun tidak ada yang
aneh-aneh, tidak mengerjakan, atau berkasus seperti belum pulang ke kosan, atau
sakit yang sangat parah…ya alhamdulilah ;) mereka juga kompak dan kreatif. Keep
being a warm family ya rek….my gorontalo.
Seperti inilah
kiranya Leader without everything is nothing, Pemimpin belum tentu menjadi
leader, Berani tampil sesensi yang diharapkan setelah ini. Semoga sesudah ini,
pribadi saya menjadi lebih baik, dan selalu bijaksana dalam segala hal….menjadi
mahasiswa yang sesungguhnya…bermanfaat….kadang terpikir juga di pikiran dan terenung
juga di hati saya. Apa gunanya saya mengikuti ini semua, pulsa habis buat
jarkoman, berangkat jam 5 pagi pulang malam, malah yang lebih keras kerjanya
adalah yang kaka CO dan pemikir-pemikir penggerak acara ini dan untuk semua itu
bahkan di gaji pun tidak…saya juga heran dengan teman kakak-kakak semua…kenapa
masih raji datang juga….what for ?...what for they all do this. Tapi saya
yakin, semua itu tergerak dari hati setiap individu yang penuh keikhlasan,
ketulusan dan kesabaran, bayarannya kepuasaan hati, dan senyuman para maba,
para adik-adik tingkat sebagai rasa bangga pada tempat kita bernaung di “Fakultas
Ilmu budaya”
Bahkan jargon
dan yel-yel yang setiap kali kami dengungkan itu, kami teriakkan itu bukan
sekedar kata…
“ Kita satu
ilmu budaya, cerdas, tangguh dan berbudaya “
“ Hey,,hey
we are FIB, mimpi kami cita kami selamanya jadi kebanggaan Brawijaya…. “
I ll ever
forget it or regret it everything that I get. I m just being grateful, always
learning to be better, just because experience is the best teacher….
“dan bila nanti kau ingat kembali,,,
masa-masa inilah yang akan kita kenang selalu”. Mytha – tentang mimpiku.
Komentar