Sastra Harus Bicara
Apakah kalian pernah mendengar kredo (pernyataan keyakinan): “ketika jurnalisme dibungkam sastra harus bicara?” Pernyataan ini disampaikan oleh Seno Gumira Ajidarma. Tentu namanya sudah tidak asing di blantika sastra Indonesia. Saya pribadi, pertama membaca karya, SGA, berupa cerita pendek berjudul “Pelajaran Mengarang” di buku kumpulan cerpen Kompas dan cerita pendek berjudul “dodolitdodolitdodolibret” di sebuah website. Keduanya merupakan cerpen yang mengesankan. Berbicara mengenai cerpen mengesankan, ada satu karya Leo Tolstoy yang pernah saya baca (diceritakan ulang) berjudul “Tuhan Tahu Tapi Ia Menunggu” oleh ahli sosial di salah satu kanal media, di bulan Ramadhan yang lalu entah tahun berapa. Benar-benar cerpen religius, silakan coba membacanya, karena cukup bertebaran di dunia maya. Selain cerpen, pengalaman sebagai penikmat “sastra” saya rasakan juga terdapat pada jenis lain seperti puisi dan novel. Puisi, misalnya, saya terus terang jatuh cinta untuk pertama ka...