Hikmah dibalik Musibah: Kisah dari Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang-Daerah Dampak Erupsi Kelud
Waktu menunjukan jam 6 lebih, dan saya sudah bersiap di gerbang depan UM. Menurut informasi yang saya peroleh, yang atas ajakan yuyun (yang juga dapat informasi dari temannya, pipit) untuk bergabung menjadi motivation building, semacama menjadi team healing pasca Kelud di Kediri.
Beberapa mahasiswa juga tampak menunggu, dan saling belum mengenal. Kami langsung berangkat ke lokasi dengan naik mobil espas berwarna merah...kami berjumlah 9 orang, yang kemudian saya tahu nama mereka adalah ayu, agung,sayhu,pipit,indana dan mia..dan satu mas sopir yang jago maaf saya lupa namanya...;p. Informasi dari jarkoman mengatakan kami akan berangkat ke Kediri, namun setelah melewati jalan-jalanan berbukit menanjak dan menurun di Batu dan Pujon dan berhentilah kami di wilayah perbatasan Kediri- Malang, dekat dengan bendungan Selorejo, yakni di Kecamatan Ngantang...sebuah wilayah-wilayah yang sesungguhnya baru pertama kali saya kunjungi... :)
namun, semua perjalanan ini, langsung membuat saya terperangah...bersyukur, sedih, terpesona, dan prihatin...dan semua perasaan yang berpadu menjadi satu....Membuat saya terperangah dengan kondisi hamparan pasir, dan air yang mengalir...
Tampak truk dan para “penambang”nya sedang giat mengeruk material-material alam...
di pinggiran jalan tampak nama desa, yakni Desa Pandansari, Kecmatan Ngantang. tidak jauh setelah memasuki desa dengan jalan yang sangat menanjak, dan (tidak terbayang ada desa yang untuk menuju kesana jalannya persis seperti mendaki gunung). mobil kami bergerak ke sebelah kiri, dan....sampailah kami di SD Pandansari 04..pemandangan yang tampak pertama kali adalah atap sekolah yang telah hilang dan siswa-siswa sekolah yang belajar di tenda biru bertuliskan "kementerian sosial RI"...
Saya tidak menyangka, bahwa jalan menuju sekolah dasar di Desa
Pandansari ini harus menyeberangi jembatan, lebarnya sama dengan badan mobil...
Ternyata acara kami adalah “belajar sambil bermain”, acara
ini juga berkerja sama dengan lembaga lazis al haromain dan cendekia. Sebelum
acara dimulai ada mas majid, yang membriefing tentang permainan yang akan kami
peragakan di depan kelas. Permainannya cukup sederhana, namun mewakili kondisi
siswa-siswa disini yang barusaja terkena dampak dari erupsi Kelud. Permainan pembelajaran
ini adalah peraga tentang gunung berapi.
...jadi kami menunjukan kepada adik adik Ngantang ini tentang proses gunung api
yang mengeluarkan lahar...dan satu hal pesan yang hendak disampaikan
adalah..gunung berapi tidak berbahaya...dan jangan takut setelah adanya musibah
ini.
Bahannya sederhana!, jadi bisa dicoba di rumah. kita tinggal
membuat miniatur gunung dan laharnya...kertas...membuat larutan dan sitrun
ditambah dengan sabun cair yang mengandung soda...
saya dan yuyun, dan taufan yang juga dari mipa brawijaya masuk ke kelas 1 dan 2 yang digabung dalam satu ruang..sebelum bermain miniatur gunung Kelud, mas majid mengajak bermain "sulap" dari larutan-lauratan kimia yang dicampur dapat berubah warna..hal yang menyenangkan adalah melihat antusiasme mereka...para siswa-siswa di atas bukit ini...saat diminta maju ke depan kelas, banyak diantara mereka mengangkat tangan...mereka tertawa lepas..berteriak..seakan musibah atau kesusahan yang menimpa atas sekolah mereka tiada dirasa. di sela-sela setelah mereka bermain..gunung kelud tersebut, saya mengabadikan momen dengan memfoto mereka..dan justru mereka tertarik dengan kamera pocket yang saya bawa....mereka malah meminta "mbak foto mbak...ayo mbak...pinjam kameranya..."
mereka lebih tertarik memegang kamera digital saya dan mencoba memfoto dengan kamera tersebut...
di akhir sesi penutupan setelah puas bermain miniatur gunung Kelud,...seisi kelas sangat ramai...seperti biasa.siswa sekolah dasar akan sangat sibuk dengan meja mereka di saat ramai dan tidak bisa duduk dengan antengnya...bahkan kami bermain untuk mengajak anak-anak ini menyanyi di depan kelas..kami mengatakan siapa yang bisa menyanyikan lagu wajib?? dan alhasil mereka lebih memilih ingin menyanyikan lagu oplosan atau lagu arema! kami heran sekaligus tertawa...maka kami mengajak siswa-siswa yang paling ramai di kelas untuk maju ke depan kelas dan menyanyikan lagu garuda pancasila, dan baru mereka menyanyikan lagu oplosan walaupun teman-teman sekelas mereka "tidak dapat mengikuti"....
betapa hebatnya arema bin oplosan ini...padahal rumah mereka jauh sekali dari stadion kepanjen..;p
intinya,,kegiatan ini sangat membuka mata batin dan mata hati. bahwa, kita harus bersyukur-dan bersyukur.
kita tidak pernah menyangka dan menginginkan kita bersekolah dalam keadaan setelah dampak adanya musibah...wilayah ini salah satu yang parah dan mendapat bantuan paling sedikit...semoga kedatangan kami, dapat menyisakan kesenangan dan semangat bagi mereka untuk tetap bersekolah dan tidak khawatir dengan keadaan tempat tinggal mereka...
kondisi pasir dan air mengalir, jalan menuju desa pandansari |
setelah melewati jalan berpasi dan berair, lanjut menyeberang jembatan gantung |
SD Pandansari, sekolah terkena dampak erupsi Kelud |
Semangat adik-adik, meski belajar di tenda panas yg disumbang oleh Kemensos!, kalian harus menjadi orang yang berhasil!
|
Komentar