Soal dan Petunjuk Teknis UTS Prodi Antropologi 16-27 Maret 2020

-





Salam,

Diberitahukan pada mahasiswa prodi Antropologi Semester Genap TA 2020,
Berdasarkan situasi dan kondisi yang berkembang terkait penyebaran COVID-19 di Indonesia, serta upaya preventif dari kampus kita tercinta, sehingga terdapat penyesuaian pelaksanaan UTS (Ujian Tengah Semester) TA 2020. Dengan demikian UTS dilaksanakan secara daring, jarak jauh. Berikut diinformasikan beberapa poin teknis pelaksanaan:
1.      Jadwal UTS tetap sesuai kalender akademik tgl 16-27 Maret 2020. Pengumpulan  UTS SESUAI JADWAL yang berlaku di fakultas.
2.      Berikut ringkasan pedoman dan format UTS silakan klik di tautan tsb
Nama makul
Kode makul
Bentuk dan sifat ujian
Pedoman/soal
(klik tautan)
Format penulisan
(klik tautan)
Pembangunan dan Kebijakan Pariwisata
PKP
Take home
Esai
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Antropologi Kesenian
AK
Take home
Ulasan
AK
Format AK
Antropologi Museum
AM
Take home
Ulasan
AM
Format AM
Masyarakat Tradisi dan Budaya Spiritual
MTBS
Take home
Soal
MTBS
Format MTBS

Berikut teknis umum pengumpulan UTS!!!
UTS dikumpulkan SESUAI JADWAL (hari dan jam) yang telah ditentukan fakultas ke alamat email hanifatialifa@gmail.com dengan format:
-       Subject email; UTS_kode makul_tahun contoh: UTS AK 2020
-       Pengumpulan nama file Mic.word: Nama_NIM_kode makul_UTS       
Contoh            : Hanifati Alifa Radhia_115110801111001_AK_UTS
-       Perhatikan etika pengiriman email (bisa diaplikasikan ke semua dosen/makul):
Salam, (ucapkan selamat pagi siang sore)
Perkenalan diri, nama, NIM, tujuan pengiriman email (tugas UTS dsb), Terimakasih


Demikian pemberitahuan ini. Atas perhatiannya saya sampaikan terimakasih. Selamat melaksanakan UTS, stay health and safety gaesss!
Hanifati A. Radhia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Harus Bicara

-
Apakah kalian pernah mendengar kredo (pernyataan keyakinan): “ketika jurnalisme dibungkam sastra harus bicara?” Pernyataan ini disampaikan oleh Seno Gumira Ajidarma. Tentu namanya sudah tidak asing di blantika sastra Indonesia. Saya pribadi, pertama membaca karya, SGA,  berupa cerita pendek berjudul “Pelajaran Mengarang” di buku kumpulan cerpen Kompas dan cerita pendek berjudul “dodolitdodolitdodolibret” di sebuah website. Keduanya merupakan cerpen yang mengesankan. Berbicara mengenai cerpen mengesankan, ada satu karya Leo Tolstoy yang pernah saya baca (diceritakan ulang) berjudul “Tuhan Tahu Tapi Ia Menunggu” oleh ahli sosial di salah satu kanal media, di bulan Ramadhan yang lalu entah tahun berapa. Benar-benar cerpen religius, silakan coba membacanya, karena cukup bertebaran di dunia maya. Selain cerpen, pengalaman sebagai penikmat “sastra” saya rasakan juga terdapat pada jenis lain seperti puisi dan novel. Puisi, misalnya, saya terus terang jatuh cinta untuk pertama kalinya den
Baca selengkapnya

Jika Biaya Kuliah Mahal, Apa yang Harus Kita Jual? (Mengintip Kebijakan UKT Universitas Brawijaya)

-
Gambar
Sesi II Permasalahan: Kebijakan UKT Universitas Brawijaya Seminar UKT di FIB Mari kita coba berpikir, kita membayar mahal di kampus tempat kita menimba ilmu, mengenyam pendidikan tinggi, untuk meraih gelar sarjana, berharap memperoleh pekerjaan dan atau bahkan mungkin diharapkan dapat menciptkan pekerjaan, dengan segudang pengalaman di luar perkuliahan (jika mengikuti organisasi/kegiatan diluar kelas). Lalu, apa yang telah kita peroleh selama ini? Cobalah lihat data-data terkait kampus yang dipajang di website, disuguhkan di seminar? Cobalah diresapi, terlebih dahulu dan kemudian relevansikan, dan kaitkan dengan kondisi mahasiswa dan seluruh civitas di UB?. Di sesi kedua pemateri yang berasal dari FIA, Fami Putra, mencoba menggiring alur berpikir mahasiswa FIB yang menghadiri seminar terutama para mahasiswa baru. Mencoba mempertanyakan apakah dari biaya yang telah kita investasikan, atau secara sederhana dapat kita ibaratkan uang yang telah kita tanamkan untuk menuai buah ke
Baca selengkapnya

Antropologi ditengah Pasar

-
Gambar
Selasa yang lalu, prodi antropologi mengadakan sebuah pertemuan, semacam pertemuan untuk berdiskusi, yang bahasa kampusnya disebut “lokakarya”. Adalah lokakarya kurikulum yang diikuti para dosen dan mahasiswa yang diwakili oleh Himaprodi. Ternyata, dilokakarya ini, tidak hanya diikuti oleh dosen internal, tapi beliau-beliau juga mendatangkan pakar, seorang profesor antropologi, dari UI, yakni Pak Amri Marzali untuk "berguru" dan saling bertukar pendapat tentang penyusunan kurikulum.   Saya terkesan sekali karena bisa mendapat—kebetulan kesempatan untuk melihat secara langsung dan bersalaman dengan Pak Amri. Karena beberapa hari hari lalu, sebelum tahu kalau beliau ke Malang, ada di dunia antro FIB, UB dalam beberapa jam, sempat membaca buku bunga rampainya Tania Li dan terdapat tulisan kata pengantar dari beliau. Tulisan pengantar ini cukup menggelitik saya pada satu sub, yang diberi judul “romantisme antropologika”:D Tapi jauh sebelum tiba disemester ini, pernah suatu
Baca selengkapnya