Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

Makna Keluarga ! (a little note for Family Day)

H ari ini, tanggal 29 Juni 2013 adalah hari keluarga nasional. Saya baru tahu jika ada hari nasional, yang merayakan ihwal keluarga pun dari hasil membaca koran. Terlepas bagaimana sejarah terbentuknya, apa latarbelakang munculnya hari keluarga ini tampaknya cukup menarik untuk ditelusuri. Namun, celotehan kecil ini belum jauh menyentuh kesana. Bagi saya, keluarga adalah awal mula dari segala kehidupan. Di dalam keluarga, sebutlah keluarga inti, disinilah kita berbagi cinta dan kasih sayang antara bapak, ibu beserta anak-anaknya. Seperti yang dikatakan oleh buku-buku dan teori-teori, didalam keluarga terdapat pembagian yang dinamakan fungsi dan peranan. Dalam fungsi termuat sebuah sosialisasi, afeksi, edukasi moral dan karakter, internalisasi agama, hingga ekonomi. Semua fungsi ini lebih mendekatkan pada fungsi kebudayaan. Sedangkan dalam peranan, diidentikkan pula pada gender, yakni peran ayah yang lebih dekat pada kewajiban mencari nafkah, atau berkancah di ranah publik, kemud

Review Organisasi omestik: Keluarga Inti

Keluarga inti adalah organisasi kekerabatan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Setiap individu di dalam keluarga menjalankan sebuah fungsi dan peran. Sebagai unit sosial dasar dalam masyarakat, keluarga inti memiliki fungsi edukasi, internalisasi agama, ekonomi, afeksi dan proteksi. Selain itu, adapun fungsi pengendalian hubungan seksual sebagaimana adanya larangan pernikahan sedarah (incest). Fungsi dan struktur yang mapan di dalam keluarga turut menentukan peran, keputusan, hingga otoritas menentukan pola menetap. Lahirnya keluarga didasari oleh perkawinan yang menurut Goodenough adalah sebuah transaksi, kontrak yang sah dan resmi antara seorang wanita dengan seorang pria yang mengukuhkan hak mereka berhubungan seks satu sama lain yang menegaskan bahwa si wanita sudah memenuhi syarat melahirkan anak. Perkawinan eksogami adalah perkawinan antara laki laki dan perempuan dimana salah satu pasangan berasal dari keluarga yang membentuk komunitas. Terdapat beberapa jenis perka

Review Artikel: Kesinambungan Elite Desa Gondosari

            Sebuah studi mengenai kesinambungan elite desa sejak abad ke 19 dilakukan oleh Frans Husken di desa Gondosari. Kesinambungan tersebut berkaitan dengan keberadaan tiga trah   yang menguasai tanah yakni; Martruna, Kartodiwirjo, dan Brodjo.   Kekuasaan politik berada di tangan keluarga ini, dengan sebab penguasa tanah memiliki kesempatan luas untuk memenangkan pemilihan di desa, juga mendapat kekayaan tanah atas jabatan yang diperoleh untuk memperbesar kekayaan. Terutama keluarga Martruna pada tahun 1903 dan 1975 yang mampu memantapkan dan berkuasa dalam ekonomi di desa. Adapun kohesi sosial yang menyebabkan keluarga elite desa tersebut berhasil berkuasa yakni:   Akumulasi tanah dan kekerabatan . Junlah tuan tanah terbanyak berasal dari trah Martruna, yang terbagi di setiap rumah tangga. Pemilikan tanah itu terdaftar dalam arsip registrasi. Ikatan kekerabatan dan hubungan perkawinan . Pertalian kekerabatan menimbulkan kesetiaan yang bersifat timbal balik (fortes 1970 da

Belajar, dan terus Belajar !: a reflection from fieldwork at Lamongan

Gambar
Gapura dusun Kebontengah, desa Rejotengah Di tahun 2013 ini, kegiatan praktek penelitian lapangan bagi para mahasiswa semester IV, angkatan 2011 Antropologi, Universitas Brawijaya kembali dilaksanakan. Jika di tahun lalu kegiatan praktek masih dilakukan di seputar wilayah kabupaten Malang, tepatnya di daaerah Gondanglegi, maka tahun ini levelnya meningkat ke luar kota, yakni di kabupaten Lamongan. Sensasi berbeda turut mewarnai praktek penelitian kali ini, mengapa? Karena secara konsep kami tidak hanya sekedar datang dan mencari data saja, dalam praktek lapangan tahun ini kami melakukan beberapa acara semacam kegiatan bagi masyarakat, sekaligus yang cukup berkesan mungkin adalah dapat terlibat dalam kegiatan mengajar di sekolah dasar. Kegiatan besar kami di desa Rejotengah ada dua, yaitu kegiatan lomba memasak dalam mengolah bahan komoditas desa (hasil tambak) dan kegiatan yang lebih berbau edukasi, yakni lomba cerdas dermat bagi siswa sekolah dasar dari perwakilan tiap dusun.