Ada Apa Dengan Drama (bagian II)


Kita akan bahas drama its okay not to be okay. 

Oke. Drama favorit kita sudah hampir berada di ujung akhir cerita. Namun tetap saja, misteri siapa ibunya siapa dan apa hubungannya masih buram. Tetapi episode 11 cukup membuat masyarakat merasa “aaa” “uwuuu” dst. Adegan kissing yang ditunggu masyarakat? Adegan yang menujukkan bahwa percintaan gangtae dan moonyoung ini semakin tumbuh organik, passionately dan intimate dari hari ke hari.

Bagian yang menarik adalah: gangtae mengajak mengobrol moonyoung. Ia cerita tentang kondisinya bersama kakaknya, sangtae. Ya, beban. Saudara yang normal pun kadang kita merasa sebal atau merasa seperti “unfamiliar family”. Apalagi memiliki saudara “berbeda” berkebutuhan khusus. Gangtae meminta, ia ingin moonyoung “menemani”. Nah…inilah pentingnya berkomunikasi. Orang yang mencintaimu pasti akan mencoba memahami keadaanmu. Kita juga mungkin atau setiap orang mungkin memiliki “sangtae”nya versi masing-masing. Entah itu disebut beban, cobaan. Dan jawab moonyoung adalah: baiklah.

Di scene terakhir, sangtae mengajak gangtae makan bersama.  Pemandangan mereka bertiga berjalan bersama. That’s sweet moment. Beredar teori konspirasi di media sosial IG, youtube, tentang para penikmat drakor yang mencoba menebak isi cerita selanjutnya. Mereka menawarkan bahasan kira-kira kemana plot disertai bukti-bukti. Wah…saya baru merasakan hal demikian. Tentunya prediksi atau mengajukan “teori” dilihat dari tingkat jam terbang keseringan menonton drama baik genre serupa atau bisa juga lainnya. Nah…jiwa kekepoan akademis saya ingin menjadikan ini sebagai obyek penelitian media, kpop dan etnografi digital. Dari manakah harus memulai? Banyak menonton berbagai genre drama atau membaca literatur media?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Harus Bicara

Jika Biaya Kuliah Mahal, Apa yang Harus Kita Jual? (Mengintip Kebijakan UKT Universitas Brawijaya)

Antropologi ditengah Pasar