Harmony In Diversity - Tugas Individu - Fakultas Ilmu Budaya

Nama : HANIFATI ALIFA RADHIA
nama gelar: Toluca
kelompok: Meksiko
Prodi: Antropologi Budaya
     Merajut keselarasan dalam keberagaman
Indonesia adalah negara kepulauan, memiliki jumlah penduduk lebih dari 200 juta dengan letak yang strategis sehingga terdapat berbagai suku bangsa, ras, dan agama.  Oleh sebab itu, ada banyak kebudayaan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan ciri khas daerah masing-masing. Seperti tempat-tempat bersejarah, peninggalan kerajaan, bahasa, lagu daerah, adat istiadat dan masih banyak lagi. Tetapi, apakah perbedaan itu dapat menimbulkan perpecahan dan ketidakselarasan diantara kita?. Budaya Indonesia sangat beragam, setiap pulau memilki khas adat istiadat masing-masing. Ada berbagai bahasa, lagu daerah, tari dan yang lainnya. Jika kita sadari, sebenarnya ada banyak perbedaan yang terjadi di sekeliling kita, termasuk di dalam lingkup pendidikan. Misalnya untuk lebih spesifik keanekaragaman tersebut terjadi di Universitas Brawijaya. Di kampus ini, banyak mahasiswa dari penjuru tanah air datang untuk menempuh ilmu yang tersebar berbagai fakultas. 
Terjadinya konflik, dan perpecahan, ketidak sepahaman dalam berpendapat menjadi hal biasa. Hal itu dirasa wajar jika sebuah keragaman dapat dijadikan sebagai media untuk saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Namun, bagaimana kah menciptakan sebuah keselarasan dalam keberagaman ?. Kita coba untuk memahami arti kata “Harmony in Diversity”. Keragaman dari hal yang sedang kita pelajari menjadi sebuah motivasi baru dan pengetahuan tentang betapa budaya dapat membentuk karakter dan sifat manusia.  Perbedaan diciptakan untuk saling melengkapi dan  saling mengenal 
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menciptakan ”keselarasan dalam keragaman”. Pertama, kita sebagai mahkluk yang hidup berdampingan harus selalu memiliki rasa saling menghargai dan menghormati. Yang kedua keanekaragam menjadi proses pembelajaran, karena Indonesia sebagai model hidup bersama antar beragam budaya. Hal ini terjadi karena masyarakat mengedapankan sikap toleransi.  Sikap tersebut dapat di aplikasikan di kehidupan kampus. Jika tak ada keberagaman, tidak akan bisa terjadi saling berbagi, saling melengkapi bertukar pendapat dan hingga hobby.
Yang ketiga, keaneka ragaman dapat menciptakan sebuah kekuatan untuk saling menyatu dalam ”bhineka tunggal ika” Kalimat semboyan ini tidak hanya sekedar kata, melainkan sebagai filosofi bahwa meskipun berbeda budaya, agama, suku, dan ras namun tetap satu jua menjadi ”negara kesatuan republik indonesia”. 
Dari ketiga langkah ini, kita dapat mengaplikasikan nya di kehidupan bermasyarakat, dan kehidupan kampus dan dimanapun berada. Menjadikan hidup lebih berbudaya. Seperti di Fakultas Ilmu Budaya juga memiliki jargon ”kita satu ilmu budaya cerdas tangguh dan berbudaya” menandakan bahwa, meskipun kita berbeda prodi, kita tetap dalam satu fakultas ilmu budaya. Meski beragam namun tetap harmonis. Harapannya, Harmony in Diversity adalah menjadi suatu semboyan pemersatu bahwa meskipun beragam, kita tetaplah satu ilmu budaya. Semoga dunia baru kehidupan kampus bagi penulis dapat menjadikan sebuah motivasi, semangat baru, pembalajaran berharga yang tiada henti hentinya. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Harus Bicara

Jika Biaya Kuliah Mahal, Apa yang Harus Kita Jual? (Mengintip Kebijakan UKT Universitas Brawijaya)

Antropologi ditengah Pasar