Pramuka di Masa SMP: Masa ber-Organisasi [Pertama ?]

Tulisan ini (mungkin) akan bersambung, karena hidup adalah meloncat dari satu titik ke titik yang lain. Pada saat SMP ini adalah salah satu titiknya, yakni saya merasa ketika mengikuti kegiatan kePramukaan adalah pengalaman organisasi pertama di masa-masa mengenal dunia :) ...

Dulu semasa masih duduk di bangku SMP, saya bergabung dengan salah satu kegiatan sekolah, yang dikenal sebagai kegiatan Ekstrakurikuler,  yakni Pramuka. Di jaman itu ekskul biasa dilaksanakan ketika hari Sabtu seusai pulang sekolah atau di hari Minggu. Seingat saya, ada berbagai macam kegatan ekskul yang dapat diikuti, dari ekskul yang ngetren seperti Basket (banyak anak-anak laki yang tinggi dan berwajah lumayan cakep dan menjadi idola di SMP waktu itu), ekskul KIR (Karya Ilmiah Remaja) dengan basecamp nya  di lab Biologi, ekskul berbau english pun juga ada. Tapi waktu itu saya tertarik untuk bergabung di ekskul Pramuka. Memang kegiatan pramuka ketika di jaman SMP termasuk kegiatan yang wajib di sore hari pada hari Sabtu dan Minggu. Bahkan, ketika pertama kali memasuki SMP tidak cukup hanya dengan MOS (Masa Orientasi Siswa) tapi juga diadakan (MOP) Masa Orientasi Pramuka. Jadi, saya juga harus mengikuti Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu) di awal minggu beradaptasi dengan suasana sekolah baru. Dari sinilah nampaknya perkenalan saya dengan dunia Pramuka. Waktu itu Pramuka di sekolah namanya disebut dengan regu inti “Arpradatu”, atau singkatan dari “Arek Pramuka Dua Satu”. Entah mengapa menurut saya regu ini begitu sarat dengan anggapan “keren, berbeda dan selalu terlihat sibuk”. Adalah mungkin karena di kala mengenakan seragam Pramuka, tepat di seragam tersemat badge bertuliskan “RAJAJOWAS”, yang menandakan bahwasannya kami adalah anak regu inti. Dan entah bagaimana pula saya memutuskan untuk bergabung dengan regu inti, dan tentu saja dengan proses seleksi masuk yang tidak mudah. Meski sedikit mengabur dalam ingatan, prosesi masuk regu inti ini melewati “Persami” dengan serangkaian “ritus”nya seperti penjelajahan, kegiatan seputar kepramukaan (sandi,tali-temali dsb), dan tak lupa yang selalu berkesan adalah dan paling mendebarkan dalam menjalani hal-hal seperti ini adalah acara ”Jerit Malam”nya. Oh ya, bahkan ada masa “pra seleksi” yaitu, kami diharuskan menyapa kakak-kakak senior yang tergabung dalam regu inti di hari-hari ketika bertemu di sekolah. Jika mengingat masa lalu, hal-hal nostalgia yang masih teringat adalah rutinitas di akhir pekan untuk setia datang latihan di sekolah.  Menghafalkan Dasa dharma pramuka. Bercengkrama dengan pembina, kakak-teman dsb. Membeli  Sepatu Warrior, yang  cukup identik dengan anak pramuka. Tali-temali, sandi-sandi, persami, segala macam tepukan, juga yel-yel seperti ”minggiro-minggiro....pramuka dua satu lewat sini....”. Sungguh tak dapat dilupakan. Dari keterlibatan saya dengan kegiatan yang seperti inilah, yang tak dapat dipungkiri membangun rasa sosial, sedikit juga rasa percaya diri, untuk lebih mengenal teman, berkerjasama, kekompakan, tidak mudah menyerah. Lebih tepatnya mungkin adalah upaya untuk menumbuhkan rasa-rasa itu. Mengikuti Persami, Latihan Gabungan, Ujian kenaikan tingkat, pun dilalui. Sayang, pada masa itu masih belum memasuki era narsis, sehingga momen-momen begitu saja terlewat, sehingga tidak ada “pembekuan kenangan melalui gambar” dari pengalaman ini. Namun, jauh dalam ingatan dan kenangan begitu terasa, ketika tiba pada waktu menuliskan semua ini.....(to be continued)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Harus Bicara

Jika Biaya Kuliah Mahal, Apa yang Harus Kita Jual? (Mengintip Kebijakan UKT Universitas Brawijaya)

Antropologi ditengah Pasar